
Hendra Setiawan
Filsafat kekayaan tidak hanya membahas aspek material dari kekayaan, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan nilai-nilai yang lebih dalam. Hendra Setiawan menjelaskan bahwa uang, sebagai alat tukar, tidak memiliki nilai intrinsik. Nilainya muncul dari kesepakatan sosial dan bagaimana kita menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa uang seharusnya tidak menjadi fokus utama, melainkan alat untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Salah satu tema sentral dalam filsafat kekayaan adalah dilema etis yang muncul dari penggunaan uang. Uang sering kali dianggap netral, tetapi cara kita menggunakannya dapat menimbulkan pertanyaan moral. Apakah mengejar kekayaan demi keuntungan pribadi adalah hal yang baik?
Hendra Setiawan mengajak kita untuk mempertimbangkan dampak dari tindakan kita terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini, filsafat kekayaan mengajarkan pentingnya etika dalam pengelolaan kekayaan.
Hubungan Kekayaan dan Kebahagiaan
Hubungan antara kekayaan dan kebahagiaan adalah tema lain yang diangkat dalam buku ini. Banyak orang percaya bahwa memiliki banyak uang akan membawa kebahagiaan, tetapi Hendra Setiawan menegaskan bahwa kekayaan yang berlebihan tidak menjamin kebahagiaan. Ia mengutip pandangan Aristoteles yang menyatakan bahwa kekayaan seharusnya digunakan untuk mencapai eudaimonia, atau kehidupan yang bermakna. Kebahagiaan sejati lebih sering ditemukan dalam hubungan yang bermakna dan kedamaian batin, bukan dalam akumulasi harta.
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, tambahan kekayaan tidak secara signifikan meningkatkan kebahagiaan. Oleh karena itu, filsafat kekayaan mengajak kita untuk lebih fokus pada pengalaman dan hubungan yang membangun, daripada sekadar mengejar materi.
Dalam konteks filsafat kekayaan, Hendra Setiawan juga memperkenalkan konsep Maqashid Syariah, yang merupakan tujuan dasar dalam hukum Islam. Pencarian kekayaan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga untuk mencapai kemaslahatan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Maqashid Syariah mencakup lima tujuan utama: menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dengan memahami tujuan ini, pencarian kekayaan dapat diarahkan untuk memberikan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Hendra Setiawan menjelaskan tiga metode dalam pencarian kekayaan yang dapat membantu individu dalam mengelola kekayaan mereka:
1. Metode Burhani: Berfokus pada analisis dan perencanaan finansial. Metode ini mendorong individu untuk berpikir kritis dan strategis dalam mengelola kekayaan. Dengan memahami kondisi keuangan dan merencanakan langkah-langkah yang tepat, seseorang dapat mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
2. Metode Bayani: Menekankan pentingnya etika dan moral dalam pencarian kekayaan. Dalam metode ini, pembaca diajak untuk menggali ajaran Al-Qur’an dan Hadis tentang kekayaan dan cara mengelolanya. Ini mengingatkan kita bahwa kekayaan harus dikelola dengan bijaksana dan sesuai dengan nilai-nilai moral.
3. Metode Irfani: Mengajak individu untuk memahami kekayaan sebagai bagian dari perjalanan spiritual. Metode ini menekankan bahwa harta materi tidaklah utama; yang utama adalah kedekatan dengan Tuhan dan ketenangan jiwa. Dalam konteks ini, kekayaan dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan spiritual yang lebih tinggi.
Makna Filsafat kekayaan
Filsafat kekayaan juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pencarian kekayaan dan pemahaman akan tujuan hidup. Kekayaan seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Dalam pandangan ini, kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai kebahagiaan, kesejahteraan, dan kebermanfaatan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Dampak Negatif Kekayaan
Hendra Setiawan juga membahas dampak negatif dari kekayaan, seperti tekanan sosial, masalah keluarga, dan gangguan kesehatan mental. Banyak orang kaya yang merasa tertekan karena ekspektasi tinggi dari masyarakat dan sering kali mengalami isolasi. Kekayaan yang tidak dikelola dengan bijak dapat menyebabkan konflik dalam keluarga dan bahkan menghancurkan hubungan yang bermakna. Oleh karena itu, penting untuk mengelola kekayaan dengan bijaksana dan mempertimbangkan aspek moral dan sosial.
Secara keseluruhan, filsafat kekayaan mengajak kita untuk memahami bahwa kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai kebahagiaan, kesejahteraan, dan kebermanfaatan bagi diri sendiri dan masyarakat. Buku ini menekankan pentingnya mengelola kekayaan dengan bijaksana, dengan mempertimbangkan aspek moral dan sosial, serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan materi dan spiritual.
Dalam perjalanan hidup kita, penting untuk selalu merenungkan nilai-nilai yang lebih tinggi dan bagaimana kita dapat menggunakan kekayaan untuk mencapai tujuan yang lebih bermakna. Dengan memahami filsafat kekayaan, kita dapat menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna, serta memberikan dampak positif bagi orang lain.
Buku Filsafat Kekayaan bisa dibaca dibawah ini
Penulis Hendra Setiawan – Investor, Owner, Praktisi, Akademisi. (*)