Jonathan Haidt

Insight – Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Dari Facebook, Instagram, hingga TikTok, platform-platform ini menawarkan cara baru untuk terhubung dengan orang lain. Namun, di balik semua manfaat tersebut, ada sisi gelap yang perlu kita waspadai.

Menurut Jonathan Haidt, seorang psikolog dan penulis buku “The Anxious Generation” dampak media sosial terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan remaja, semakin mengkhawatirkan.

Salah satu argumen utama yang diangkat oleh Haidt adalah bahwa meskipun media sosial memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman dan keluarga, ia juga dapat menyebabkan perasaan isolasi. Banyak pengguna media sosial merasa tertekan ketika melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna. Hal ini dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat, di mana individu merasa bahwa mereka tidak cukup baik dibandingkan dengan orang lain.

Sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial cenderung mengalami gejala kecemasan dan depresi. Angka-angka ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental yang buruk.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

Haidt juga mencatat bahwa peningkatan penggunaan media sosial bertepatan dengan lonjakan masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat depresi di kalangan remaja meningkat hampir 60% dalam dekade terakhir. Ini adalah angka yang sangat mencolok dan menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah.

Salah satu faktor yang berkontribusi adalah sifat media sosial yang sering kali mendorong perilaku kompetitif. Pengguna sering kali merasa perlu untuk memposting konten yang menarik perhatian, yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Selain itu, cyberbullying juga menjadi masalah serius yang semakin umum di platform-platform ini. Remaja yang menjadi korban bullying online sering kali merasa terjebak dan tidak memiliki tempat untuk melarikan diri.

Keseimbangan yang Diperlukan

Namun, bukan berarti semua penggunaan media sosial itu buruk. Haidt menekankan pentingnya menemukan keseimbangan. Media sosial dapat menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Misalnya, platform ini dapat digunakan untuk membangun komunitas, berbagi pengalaman, dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang memiliki minat yang sama.

Penting bagi orang tua dan pendidik untuk mendidik remaja tentang cara menggunakan media sosial dengan cara yang sehat. Ini termasuk mengajarkan mereka untuk mengenali tanda-tanda kecemasan dan depresi, serta cara untuk mengatasi perasaan negatif yang mungkin muncul akibat penggunaan media sosial.

Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental adalah isu yang kompleks dan multifaset. Sementara media sosial menawarkan banyak manfaat, kita tidak bisa mengabaikan dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana media sosial memengaruhi kesehatan mental kita, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kita dan orang-orang terdekat dari dampak buruknya.

Sebagai masyarakat, kita perlu lebih sadar akan penggunaan media sosial dan dampak pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental. Dengan pendekatan yang lebih bijak, kita bisa memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas hidup kita, bukan sebaliknya. Mari kita ciptakan lingkungan yang lebih positif di dunia maya, di mana setiap orang merasa aman dan didukung.

Dengan demikian, kita bisa berharap untuk mengurangi angka kecemasan dan depresi di kalangan remaja, serta menciptakan generasi yang lebih sehat secara mental. (*)