
PHK Massal
Bisnis – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak, PT Yihong Novatex Indonesia, perusahaan tekstil terkemuka di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah mengumumkan penutupan operasional pabriknya. Keputusan ini tidak hanya menimbulkan gelombang keprihatinan tetapi juga memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.126 karyawan dari total 1.500 pekerja yang ada.
Menurut Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, penutupan ini merupakan dampak langsung dari aksi mogok kerja selama empat hari berturut-turut oleh para pekerja perusahaan tersebut. Kepala Bidang Hubungan Industrial Disnakertrans Jabar, Firman Desa menjelaskan bahwa aksi mogok tersebut dipicu oleh ketidakpuasan para pekerja terhadap keputusan sepihak perusahaan untuk memberhentikan tiga orang rekan mereka tanpa perpanjangan kontrak.
Aksi solidaritas ini menuntut dua hal utama: pengembalian status pekerjaan bagi tiga karyawan yang diberhentikan dan perubahan status dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi karyawan tetap bagi seluruh tenaga kerja lainnya. Namun demikian, manajemen PT Yihong menyatakan bahwa keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak ketiga pekerja tersebut didasarkan pada evaluasi kinerja serta masa kontrak yang telah habis.
Firman lebih lanjut menjelaskan bahwa ketiga mantan karyawan tersebut kemudian memprovokasi rekan-rekannya untuk melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas atas perlakuan perusahaan kepada mereka. Aksi inilah yang akhirnya menyebabkan gangguan besar dalam proses produksi dan pengiriman barang sehingga beberapa mitra bisnis membatalkan pesanan mereka dengan PT Yihong.
PHK PT Yihong
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian melalui Wakil Menteri Faisol Riza menyatakan akan mendalami kasus PHK PT Yihong ini lebih lanjut setelah menerima laporan resmi terkait situasi tersebut. Meskipun belum memberikan banyak komentar mengenai detail kasus ini saat ditemui usai pertemuan di Kantor Kementerian Perekonomian Jakarta pada Senin lalu (7/4/2025), Faisol memastikan bahwa pembahasan mendalam akan dilakukan minggu depan guna mencari solusi terbaik atas polemik industri tekstil ini.
Keputusan drastis PHK PT Yihong seolah melanjutkan tren pemutusan hubungan kerja dalam industri alas kaki sebelumnya seperti terjadi pada PT Adis Dimension Footwear dan Victory Ching Luh Indonesia sebelum Lebaran lalu—di mana masing-masing berdampak terhadap ribuan tenaga kerjanya sendiri-sendiri—menambah daftar panjang tantangan ekonomi sektor manufaktur nasional saat menghadapi tekanan global maupun domestik akhir-akhir tahun belakangan ini
Dengan demikian jelaslah betapa kompleksnya persoalan sosial-ekonomi akibat kebijakan korporat semacam itu; baik pemerintah maupun stakeholder terkait harus segera merumuskan strategi mitigatif agar dampaknya bisa diminimalisir demi menjaga stabilitas lapangan pekerjaan sekaligus kesejahteraan masyarakat luas terutama kalangan buruh rentan terkena imbas negatif kebijakan serupa kelaknya nanti hari-hari mendatang
Melihat perkembangan situasi terkini sangat penting bagi semua pihak terlibat agar tetap waspada sembari terus berupaya mencari jalan keluar konstruktif demi kemaslahatan bersama tanpa mengabaikan aspek-aspek fundamental hak asasi manusia khususnya hak-haknya kaum buruh mendapatkan perlindungan layaknya warga negara sah lainnya sesuai amanah konstitusi kita tercinta Republik Indonesia. (*)