BisnisNasional

Simak Dampak Penutupan Sritex, Riak Kebangkrutan Guncang Ekonomi Sukoharjo

Sritex, atau PT Sri Rejeki Isman Tbk, berdiri sejak tahun 1966 dan jadi salah satu roda penggerak ekonomi di Sukoharjo.

Bisnis – Hai, Sobat! Kabar kurang sedap nih dari dunia bisnis dan ekonomi. Kita bakal ngebahas dampak penutupan Sritex, yang bikin geger banyak orang, khususnya warga Sukoharjo dan mantan karyawannya. Sritex, yang udah lama jadi ikon industri tekstil Indonesia, dinyatakan bangkrut. Penasaran apa aja sih dampaknya? Yuk, kita kepoin bareng-bareng!

Sritex, atau PT Sri Rejeki Isman Tbk, berdiri sejak tahun 1966 dan jadi salah satu roda penggerak ekonomi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bayangin aja, ribuan karyawan bergantung pada Sritex, belum lagi sektor-sektor lain kayak transportasi, makanan, dan jasa lainnya yang ikut kecipratan rezeki. Sritex bukan cuma pabrik, tapi juga sumber penghidupan banyak orang.

Sayangnya, kabar kebangkrutan Sritex bikin resah banyak pihak. Tempo bahkan ngelaporin kalo dampak penutupan ini bakal luas banget, nggak cuma buat karyawan yang kehilangan pekerjaan, tapi juga ekonomi lokal secara keseluruhan. Duh, gawat juga ya!

Dampak Penutupan Sritex Bagi Warga dan Karyawan 

Setelah Sritex tutup, mantan karyawannya langsung dihadapin sama tantangan berat. Banyak yang udah kerja belasan bahkan puluhan tahun di sana, sekarang harus berjuang cari kerja baru di tengah ekonomi yang lagi nggak pasti. “Saya udah kerja di Sritex selama 15 tahun. Sekarang, saya bingung harus kemana,” curhat salah satu mantan karyawan yang nggak mau disebut namanya. Sedih banget, kan?

Nggak cuma soal pendapatan, kesejahteraan keluarga mereka juga ikut kena imbas. Banyak yang terpaksa ngirit pengeluaran, bahkan sampai jual aset buat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini jadi PR besar yang harus dihadapin sama mantan karyawan Sritex.

Dampak penutupan Sritex juga kerasa banget sama warga sekitar. Daya beli masyarakat langsung turun karena pendapatan mantan karyawan berkurang. Warung-warung kecil yang biasanya rame, sekarang jadi sepi pengunjung. “Dulu, setiap hari warung saya ramai. Sekarang, sepi sekali,” keluh pemilik warung deket pabrik Sritex.

Sektor transportasi juga kena getahnya. Tukang ojek dan sopir angkot yang biasa nganter karyawan Sritex, sekarang kehilangan banyak penumpang. Pendapatan mereka pun anjlok drastis. “Saya harap ada solusi cepat untuk mengatasi masalah ini,” tambahnya. Semoga ada jalan keluarnya ya, Sobat!

Meskipun situasinya lagi sulit, masih ada secercah harapan buat pemulihan. Beberapa mantan karyawan Sritex mulai bangkit dengan buka usaha kecil-kecilan. Ada yang jualan online, ada juga yang buka usaha makanan. “Saya tidak mau hanya menunggu. Saya harus berusaha untuk keluarga,” kata salah satu mantan karyawan yang sekarang jualan makanan. Salut banget sama semangat mereka!

Pemerintah daerah juga nggak tinggal diam. Mereka lagi nyiapin program pelatihan kerja dan bantuan modal usaha buat bantuin mantan karyawan Sritex beradaptasi sama situasi baru. “Kami berkomitmen untuk membantu masyarakat yang terdampak,” janji seorang pejabat setempat. Semoga program-program ini bisa berjalan lancar dan efektif ya!(*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button