InvestasiBisnisOpini

Ingat, Jangan Habiskan Tabunganmu untuk Bayar Cicilan Bank !

Bank adalah mitra yang bisa diandalkan ketika orang lain enggan memberi pinjaman.

Pinjaman Perbankan

Investasi – Pada masa sekarang, bisnis mengalami masa suram. Hampir semua sektor menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Jika kamu mengalami masalah dengan cicilan Bank, khususnya kredit modal kerja, sangat penting untuk berhati-hati.

Jangan tergoda menjadi pahlawan yang menghabiskan dana darurat dan tabungan hanya demi terus mencicil kredit bank, apalagi tanpa kepastian kapan kondisi ekonomi akan membaik.

Kisah ini berasal dari konsultasi seorang teman yang berusia 50 tahun. Berikut percakapan kami terkait permasalahannya. Mari simak dengan seksama.

Assalamu’alaikum, Pak,

Saya ingin meminta saran jika bapak berkenan.

Dalam waktu satu tahun terakhir, saya membuat keputusan signifikan dengan membuka cabang toko baru. Saya mengambil kredit bank sebesar 500 juta rupiah sebagai modal membuka cabang tersebut. Saya sudah menghitung dengan teliti bahwa meskipun ada risiko pada toko lama, saya mampu membiayai biaya operasional, gaji karyawan cabang baru, dan melakukan pembayaran angsuran kredit.

Sepanjang tahun 2024, cabang baru itu dapat berjalan dengan baik. Saya berhasil membayar gaji karyawan, menutup biaya operasional, dan membayar setengah angsuran bank. Sisa angsuran dibantu dari omset toko lama.

Namun, memasuki tahun 2025, omzet toko lama turun drastis. Alhasil, semua kebutuhan operasional dan gaji karyawan toko baru harus saya biayai dari tabungan atau saldo modal. Dalam jangka waktu lima bulan, kondisi keuangan mulai makin menipis.

Banyak teman dan keluarga menyarankan agar saya menutup cabang baru yang merugi itu. Namun, sampai sekarang saya tetap bertahan meski harus menambal kekurangan dengan tabungan, bahkan mempertimbangkan untuk melepas aset. Saya percaya cabang ini akan bangkit kembali.

Kini, keluarga kami menjalani hidup yang sangat efisien dan hemat demi menghindari kebangkrutan yang saya takuti. Apalagi anak saya sedang kuliah di fakultas kedokteran dan harus ngekos, yang menambah beban biaya.

Kalau masalah ini terjadi antara 2019 hingga 2022, mungkin saya tidak sebesar saat ini risau, sebab hasil toko lama masih bisa menutupi biaya kuliah dan kebutuhan keluarga. Sayangnya, saat itu kami cenderung kurang disiplin dalam pengelolaan keuangan dan cenderung boros.

Kalau kondisi sulit ini bertahan sampai akhir tahun, saya mungkin harus mempertimbangkan penjualan properti.

Menurut bapak, apa yang harus saya lakukan menghadapi situasi berat seperti sekarang ini?

Jawaban APU:

Waalaikumsalam.

Segera kunjungi bank dan jelaskan kondisi sebenarnya. Jangan sampai dana tabungan dan dana darurat keluarga habis hanya untuk membayar cicilan Bank, sementara bisnis sedang berjuang keras. Ingat, hal ini juga berkaitan dengan rekam jejak BI Checking bapak.

Saya sarankan hentikan pembayaran cicilan dulu agar fokus pada kebutuhan primer seperti biaya kuliah anak.

Ajukan restrukturisasi kredit sesuai aturan yang dikeluarkan oleh OJK. Pelajari ketentuan tersebut dengan seksama.

Diskusikan langsung dengan pihak bank, tapi jangan melakukan pembayaran angsuran agar proses restrukturisasi berjalan lancar.

Segera hubungi bank dan beritahukan kondisi aktual, termasuk fakta bahwa selama ini pembayaran dilakukan dari tabungan.

Itulah jawaban saya. Semakin cepat langkah ini diambil, semakin ringan beban yang akan bapak hadapi.

Balasan Teman:

Segera saya akan lakukan, hanya saya merasa malu karena selama ini sudah dipercaya bank dengan pinjaman tersebut.

Jawaban APU:

Tidak usah merasa malu, semakin cepat bertindak semakin baik hasilnya. Bank sudah memiliki prosedur dan SOP untuk menangani kredit macet seperti ini.

Jangan korbankan tabungan keluarga untuk membayar cicilan Bank yang sedang merosot. Itu justru akan semakin menambah kesulitan.

Malu itu ada harganya, dan dalam hal ini, mempertahankan cicilan Bank dari tabungan justru berisiko menguras dana tanpa hasil pasti.

Bayangkan jika tabungan habis, Anda akan bingung. Ingat, tidak ada yang akan bertanya ke BI Checking ketika ajal menjemput.

Pokok utang memang wajib dilunasi, tapi jangan sampai mengorbankan kebutuhan primer keluarga.

Jadi, jika kamu sedang menghadapi masalah kredit bank yang mulai sulit dibayar, segera komunikasi dengan pihak bank. Jangan memaksakan diri menjaga BI Checking sampai menghabiskan tabungan dan dana darurat keluarga.

Nanti kamu akan menyesal. Ingat, bank adalah mitra yang bisa diandalkan ketika orang lain enggan memberi pinjaman. Bank juga diawasi oleh OJK dan ada mekanisme penyelesaian kredit bermasalah yang jelas.

Jangan mudah terpengaruh oleh pengalaman orang lain tanpa mempelajari aturan resmi dan kondisi nyata.

Disadur dari tulisan Pak Apu – Investor dan Praktisi Bisnis. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button