Kang Dedi Mulyadi

Nasional – Melawan arus memang bukan perkara mudah, apalagi saat kamu berani menyuarakan kritik terhadap pemimpin yang sedang populer dan memiliki banyak penggemar di media sosial. Bersiaplah menghadapi gelombang bully yang datang dari berbagai penjuru.

Contohnya, saat Jokowi mulai memimpin, para pendukungnya dengan cepat membela dan menyerang balik para pengkritik. Banyak orang yang enggan mengupas tuntas gaya kepemimpinannya karena takut menjadi sasaran.

Lebih parah lagi ketika para pendukung ini terorganisir dalam tim sukses dan buzzer berbayar, sehingga kritik terhadap Jokowi semakin sulit didengar. Para pengkritik sering kali dicap dengan label negatif seperti anti NKRI, radikal, atau kelompok-kelompok yang dianggap berbahaya.

Sejarah juga mencatat bagaimana Amien Rais pernah menghadapi tekanan besar saat berani menantang rezim Orde Baru yang sudah lama berkuasa. Kritikan kerasnya terhadap Soeharto membuatnya menjadi target aparat dan pendukung rezim yang fanatik.

Aura Cinta Di “rujak” Netizen

Kini, kisah serupa dialami oleh Aura Cinta, seorang gadis muda dari lingkungan sederhana yang berani berdebat dengan Kang Dedi Mulyadi, gubernur Jawa Barat yang berpengalaman. Meski perbedaan pengalaman sangat mencolok, keberanian Aura menarik perhatian banyak orang.

Namun, keberanian itu juga membuatnya menjadi sasaran bully di seluruh Indonesia. Komentar-komentar kasar seperti “miskin jangan sok kaya,” “sombong tapi hanya mengandalkan bantuan sosial,” hingga komentar rasis dan merendahkan asal-usulnya menghujani Aura.

Di sisi lain, ada juga yang memberikan dukungan dan mengapresiasi sikapnya, menganggap Aura sebagai sosok muda yang berpotensi besar di masa depan.

Keberanian Aura ternyata membawa berkah tersendiri. Video debatnya di YouTube ditonton jutaan kali dalam hitungan hari, dan pengikutnya di Instagram serta TikTok melonjak drastis. Aura pun menjadi selebriti dadakan di dunia maya.

Fenomena ini mirip dengan Fuji, yang awalnya dikenal karena kontroversi, namun kini menjadi figur populer di media sosial. Aura memiliki potensi serupa, dengan wajah menarik dan sikap kritis yang berani berhadapan langsung dengan tokoh penting.

Meski debatnya tidak seimbang, keberanian Aura patut diapresiasi. Semoga dia terus berkarya dan bisa mencapai prestasi yang lebih besar, bahkan setenar Aura Kasih.

Penulis. Babeh Afif – Owner Bandeng Rorod. (*)