Bisnis

Transformasi Ekonomi Kaltim Butuh Strategi Bertahap

Perjalanan Menuju Ekonomi Berkelanjutan di Kalimantan Timur

Transformasi ekonomi Kalimantan Timur dari ketergantungan pada sektor pertambangan menuju model ekonomi yang berkelanjutan memerlukan pendekatan yang terstruktur dan bertahap. Proses ini tidak hanya menjadi kebutuhan ekonomi, tetapi juga merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menekankan bahwa transisi ini harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. “Jangan sampai transisi ekonomi mengurangi pertumbuhan secara total,” ujarnya dalam pernyataan resmi. Dengan demikian, peta jalan (roadmap) yang jelas menjadi kunci utama dalam memastikan proses transformasi berjalan lancar tanpa menimbulkan gangguan ekonomi yang merugikan masyarakat.

Pemerintah daerah dihadapkan pada tiga agenda prioritas dalam upaya meninggalkan ketergantungan pada sektor pertambangan. Pertama, optimalisasi izin tambang yang telah berakhir dengan memastikan perusahaan memenuhi kewajiban pascatambang secara penuh. Kedua, eksplorasi alternatif melalui pengembangan energi terbarukan berbasis sumber daya hayati seperti kelapa sawit, jarak, dan kaliandra. Ketiga, penyusunan peta jalan transformasi yang bertahap untuk menghindari kejutan ekonomi yang dapat menimbulkan ketidakstabilan.

Langkah strategis ini harus dimulai dari sekarang dengan arah yang jelas menuju ekonomi hijau dan ekonomi biru berbasis kelautan. Budi menyebut, tim ekonomi daerah perlu menetapkan indikator capaian yang konkret dan dapat diukur secara periodik guna memastikan efektivitas transformasi. Selain itu, promosi investasi harus diarahkan pada sektor nontambang yang memiliki potensi besar, seperti industri pengolahan, pertanian modern, dan pariwisata berkelanjutan.

Diversifikasi ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan sektor ekstraktif. Meskipun Indonesia tetap konsisten pada target Net Zero Emissions, tantangan global masih mengemuka. Investasi di sektor industri hijau menjadi magnet bagi investor internasional, terutama dengan adanya insentif pembiayaan yang menarik.

Namun, kendala terbesar justru datang dari dalam negeri. Kesiapan pemerintah daerah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam memfasilitasi serta menyerap proyek energi terbarukan menjadi ujian nyata. Tanpa koordinasi yang solid, proyek-proyek ini berisiko terhambat di tengah jalan.

Bank Indonesia memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi selama masa transisi. Dengan mandat ganda mendorong pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas, BI menggunakan berbagai instrumen kebijakan secara proporsional. Saat ini, kebijakan suku bunga tetap dijaga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengingat inflasi masih dalam kendali.

Apabila terjadi tekanan pada inflasi atau nilai tukar, BI memiliki instrumen cadangan seperti intervensi valuta asing dan operasi pasar Surat Berharga Negara (SBN) untuk menjaga stabilitas. Lebih jauh, BI memastikan likuiditas yang disalurkan kepada perbankan dapat mendorong sektor-sektor produktif.

Harapan besar diarahkan agar pertumbuhan ekonomi yang tercipta bukan hanya tinggi secara kuantitatif, tetapi juga berkualitas dan inklusif, sehingga dapat menyentuh lapisan masyarakat yang lebih luas. Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen kuat, Kalimantan Timur dapat menjadi contoh dalam menjalani transformasi ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh rakyat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button