Kesehatan

1.500 Bibit Obat Tradisional dari KKN PMM UMP, Jadi Pilar Sentra Jamu Beji Purbalingga

KKN PMM UMP Berikan 1.500 Bibit Tanaman Obat ke Kelompok Tani

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat (KKN PMM) dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melakukan program pengabdian kepada masyarakat dengan menyerahkan sebanyak 1.500 bibit tanaman obat kepada kelompok tani di Desa Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Bibit-bibit ini terdiri dari kunyit, jahe, dan kencur yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku jamu tradisional.

Program ini diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku jamu yang diproduksi di Desa Beji, salah satu sentra jamu gendong terbesar di wilayah Purbalingga. Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa, akademisi, dan masyarakat, diharapkan dapat memberikan dampak positif baik secara ekonomi maupun sosial.

Pengabdian ini didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI melalui skema pendanaan tahun anggaran 2025. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat mendukung inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi lokal.

Dr. apt. Erza Genatrika, dosen pembimbing lapangan dalam program ini, menjelaskan pentingnya pengembangan tanaman obat. Menurutnya, tanaman herbal tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga memberi peluang ekonomi yang besar bagi masyarakat.

“Tanaman obat dan jamu merupakan bagian dari kearifan lokal yang perlu dikelola secara ilmiah agar bisa memberi manfaat luas,” ujarnya.

Antusiasme yang ditunjukkan oleh kelompok tani di Desa Bojongsari sangat tinggi. Mereka menyambut baik program ini dan siap bekerja sama untuk menciptakan hasil panen yang berkualitas. Selain itu, pemerintah desa juga mengapresiasi kerjasama antara mahasiswa, akademisi, dan masyarakat sebagai langkah strategis dalam memperkuat potensi lokal berbasis herbal.

Selain penyerahan bibit, mahasiswa KKN PMM juga memberikan edukasi tentang teknik budidaya dan perawatan tanaman obat. Tujuannya adalah agar hasil panen dapat memiliki kualitas terbaik dan ketersediaan bahan baku jamu tetap terjaga secara berkelanjutan.

Dengan sinergi yang terbangun, Desa Bojongsari memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi pusat budidaya tanaman obat. Di sisi lain, Desa Beji semakin kokoh sebagai penghasil jamu tradisional yang khas dan bernilai ekonomi tinggi.

Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan tanaman obat secara ilmiah dan berkelanjutan. Selain itu, keberadaan tanaman herbal juga akan menjadi daya tarik tersendiri dalam memperkuat identitas budaya lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button