Tokoh

Wawancara Eksklusif Dwi Hartono Sebelum Ditangkap Polda Metro Jaya

Pengusaha Jambi yang Dikenal dengan Mimpi dan Kepemimpinan

Dwi Hartono, seorang pengusaha asal Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, kini menjadi perhatian masyarakat setelah ditangkap oleh Polda Metro Jaya terkait dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Kepala Cabang Perwakilan BRI Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Muhammad Ilham Pradipta. Meski demikian, kisah hidupnya sebelumnya menarik untuk diketahui, terutama bagaimana ia membangun usaha dari nol hingga mencapai kesuksesan.

Pada tahun 2021, Dwi Hartono pernah diwawancara oleh Tribun Jambi. Saat itu, isu tentang dirinya membeli helikopter dan membangun helipad di Desa Mekar Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, sedang ramai dibicarakan. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang terungkap dalam wawancara tersebut:

Membeli Helikopter: Mimpi yang Diwujudkan

Dwi Hartono mengatakan bahwa ia sudah memesan helikopter sejak beberapa tahun lalu. Ia juga telah mengurus izin dan berbagai prosedur yang diperlukan. Menurutnya, saat helipad di Rimbo Bujang unit 6 siap, ia akan berkunjung ke kampung halamannya agar bisa mendarat di sana. Lokasi helipad tersebut tepat di depan rumah orang tua, seluas dua hektare. Ia berharap para warga di Rimbo Bujang unit 6 dapat membebaskan lahan tersebut.

Mengenai harga helikopter, Dwi Hartono menyebutkan bahwa harganya relatif. Ia menjelaskan bahwa tipe helikopter yang ingin dimilikinya adalah Bell, dengan harga sekitar Rp20 miliar. Namun, ia menegaskan bahwa ada banyak variasi harga sesuai dengan tipe dan spesifikasi yang diinginkan.

Mimpi dan Kehidupan yang Tidak Terbatas

Dwi Hartono menekankan bahwa mimpi harus diikhtiarkan. Ia percaya bahwa alam semesta akan mendukung jika seseorang memiliki keyakinan dan motivasi yang kuat. Ia juga menyarankan agar orang tidak membatasi diri dengan mindset negatif seperti “saya tidak mampu” atau “saya tidak punya modal”. Menurutnya, semua orang memiliki potensi untuk sukses, asalkan memiliki semangat dan rencana yang terstruktur.

Ia juga bercerita tentang awal usahanya yang sempat bangkrut pada tahun 2012. Saat itu, usahanya meliputi warnet, game online, kafe, dan warteg. Namun, karena kurangnya pengelolaan dan SDM yang tidak memadai, usaha tersebut akhirnya tutup. Bahkan, ia sampai tidak memiliki mobil, rumah, atau motor.

Dari Titik Terendah ke Kesuksesan

Setelah mengalami kegagalan, Dwi Hartono mengambil langkah strategis. Ia membangun kembali usahanya dengan memulai dari klinik kecantikan. Ia meminta bantuan temannya yang memiliki satu cabang klinik kecantikan dan mencoba untuk merekrut investor. Meskipun belum memiliki pengalaman, ia menggunakan kemampuan negosiasi dan kreativitasnya untuk membangun kerja sama. Akhirnya, ia berhasil meraih keuntungan sebesar Rp2 miliar dan membuka sekitar 22 cabang di Sumatra.

Harapan untuk Masa Depan

Dwi Hartono juga menyampaikan harapan untuk masa depan. Ia ingin membangun helipad di desa asalnya agar akses lebih mudah dan bisa berkunjung lebih sering. Selain itu, ia berharap dapat membuka lapangan kerja di kampung halamannya. Ia juga berpesan kepada masyarakat, terutama di Rimbo Bujang, untuk tidak pernah membatasi diri dan selalu memiliki mindset positif.

Meskipun kini tengah menghadapi masalah hukum, kisah Dwi Hartono tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dari titik terendah hingga mencapai kesuksesan, ia menunjukkan bahwa mimpi dan usaha sungguh-sungguh bisa menjadi kenyataan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button